1. Home
  2. /
  3. Info Sekolah
  4. /
  5. Memahami Apa itu Majas & Jenisnya
Info Sekolah

Memahami Apa itu Majas & Jenisnya

307   |   Posted by Siti Haliza   |   11 December 2023

MAUKULIAH.ID – Bagi Sobat Miku yang senang membaca pasti sering memperhatikan atau menemukan kalimat indah. Biasanya kalimat tersebut berisi sebuah perumpamaan pada sebuah benda atau situasi sekitar. 

Dalam sastra, kalimat-kalimat tersebut dinamakan sebagai majas. Majas biasa digunakan oleh penulis untuk menyampaikan sesuatu dengan gaya bahasa bermakna konotatif dan kias. 

Nah, bagi Sobat Miku yang kepo dengan cara membuat kalimat dengan majas, yuk berikut penjelasannya. 

Pengertian Majas

Majas merupakan teknik dalam sastra yang memanfaatkan bahasa yang dilebih-lebihkan, penuh imajinasi, dan kreatif untuk menyampaikan makna atau emosi. Tujuan penggunaan majas di dalam tulisan atau percakapan digunakan agar tulisan atau percakapan kita menjadi lebih indah dan berwarna. 

Melalui tulisan yang menggunakan majas, pembaca dapat merasakan emosi yang ingin kita sampaikan baik itu kesedihan atau kebahagian. Bagi Sobat Miku yang tertarik menerapkan majas di dalam tulisan, mari kita belajar bersama jenis-jenis majas dan fungsinya. 

Jenis-jenis Majas

Sobat Miku mungkin sebelumnya pernah mengenal berbagai jenis majas dari buku sekolah. Kali ini, Miku mau menjelaskan jenis majas berdasarkan pengelompokkan fungsi. Berikut pembahasannya. 

1. Majas Perbandingan

Gaya bahasa yang terdapat dalam kategori majas perbandingan melibatkan perbandingan atau penyandingan – menggambarkan kesamaan, perbedaan, atau kemampuan untuk saling menggantikan satu sama lain. Beberapa jenis dari majas perbandingan adalah:

– Personifikasi

Majas personifikasi menyamakan perilaku manusia dengan benda mati, dengan menggunakan gaya bahasa yang membuat benda tersebut terlihat seakan-akan memiliki sifat seperti manusia.

Contoh majas personifikasi

  • Matahari tersenyum di ufuk barat
  • Pohon menari di dalam angin
  • Angin membelai rambutnya

– Metafora

Majas metafora menghubungkan dua hal yang sebenarnya tidak sama secara harfiah. Penggunaan gaya bahasa ini di sastra, puisi, dan prosa bertujuan untuk memberikan kedalaman makna dan daya tarik yang lebih dalam kepada teks, membuatnya lebih indah, memukau, dan mempengaruhi perasaan pembacanya.

Contoh

  • Dia adalah singa di medan pekerjaan
  • Hidup adalah seperti pementasan teater, penuh dengan peran yang harus dimainkan
  • Hatinya adalah batu karang, tak tergoyahkan oleh badai

– Asosiasi

Gaya bahasa perbandingan dalam majas asosiasi dimanfaatkan untuk mengungkapkan perasaan atau emosi melalui pengaitan dengan objek, simbol, atau keadaan yang berlainan.

Contoh

  • Kemarahan yang menyala seperti bara api
  • Senyumnya seperti matahari, menerangi hari-hariku
  • Gelombang cinta membanjiri hatinya

– Hiperbola

Hiperbola merupakan majas yang menggunakan exaggerasi atau pembesaran untuk menyampaikan sesuatu secara berlebihan.

Contoh:

  • Aku sudah makan sepanjang hari
  • Tasnya berat seperti gajah
  • Aku sudah memberitahumu ribuan kali

– Simile

Simile membandingkan dua hal yang berbeda dengan menggunakan kata-kata ‘seperti’ atau ‘sebagai.’ Majas ini biasanya sering membandingkan hal yang berbeda secara berlebihan. 

contoh:

  • Dia kuat seperti banteng
  • Senyumnya seperti bunga yang mekar di pagi hari
  • Cepat seperti kilat

– Alegori

Alegori menyampaikan pesan moral atau filosofis dengan menggunakan representasi atau konsep lain. Majas ini biasanya banyak ditemukan dalam novel-novel di Indonesia. 

Contoh:

  • Cerita tentang seorang petualang yang mencari cahaya di tengah kegelapan melambangkan pencarian manusia akan makna hidup
  • Sebuah lukisan tentang tiga burung yang mewakili kebebasan, keberanian, dan imajinasi.

– Antonomasia

Antonomasia mengacu pada suatu nama atau gelar yang secara umum mewakili sesuatu yang lebih spesifik.

Contoh:

  • Si Raja Dangdut sedang tampil malam ini
  • Dia adalah Einstein di kelasnya

– Eufemisme

Eufemisme digunakan untuk menggantikan kata-kata kasar atau tidak sopan dengan bahasa yang lebih halus atau sopan.

Contoh:

  • Dia telah berpulang ke rumah yang lebih baik.
  • Dia sedang dalam masa transisi finansial
  • Dia sedang menjalani pembersihan ruang kerja

2. Majas Pertentangan

– Sinekdoke

Majas sinekdoke merupakan penggunaan kata atau frasa yang tidak sesuai dengan arti sesungguhnya untuk menyampaikan pesan atau ide secara tersirat dalam teks. Ciri khasnya adalah menggunakan kata atau frasa yang memiliki makna berbeda dari maksud yang sebenarnya.

Contoh:

  • Seorang kepala sekolah memuji murid-murid yang rajin, padahal dia sendiri sering terlambat datang ke sekolah.
  • Seorang politisi membicarakan tentang korupsi, padahal dia sendiri terlibat dalam skandal korupsi.
  • Kapten tim bola berbicara tentang persatuan, tetapi sering menyalahkan rekan satu timnya saat kalah.

– Litotes

Litotes adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata negatif untuk menyatakan sesuatu yang sebenarnya positif, digunakan untuk memberikan kesan yang kuat atau menghindari ekspresi yang berlebihan.

Contoh:

  • Ini bukan hal yang mudah, yang sebenarnya berarti sangat sulit.
  • Dia tidak terlalu buruk dalam bermain musik, yang sebenarnya berarti sangat hebat dalam bermain musik.
  • Tidak ada sesuatu yang tidak dia bisa lakukan, yang sebenarnya berarti dia sangat berkompeten dalam apa saja.

– Paradoks

Paradoks adalah pernyataan yang kontradiktif atau tampaknya tidak masuk akal, terutama digunakan dalam karya sastra untuk menyampaikan ide kontradiktif atau sarkastis.

Contoh:

  • Isi kepalanya begitu bising ketika ia duduk sendiri di ruang keluarga yang begitu sepi.
  • Semua orang hidup untuk mati, tidak ada yang mati untuk hidup.
  • Kedatangannya adalah kebahagiaan yang menyedihkan.

– Antitesis

Antitesis adalah penggunaan dua konsep atau pernyataan yang kontradiktif secara bersamaan dalam satu kalimat atau frasa, sering digunakan dalam puisi dan prosa untuk menunjukkan kontras yang kuat.

Contohnya adalah:

  • Kemarau panjang, hujan yang sangat dibutuhkan.
  • Hidup miskin dengan hati yang kaya lebih baik daripada hidup kaya dengan hati yang miskin.
  • Dia pandai bicara tapi tidak pandai bertindak.

3. Majas Sindiran

Gaya bahasa yang menggunakan sindiran memanfaatkan kata kiasan untuk mengejek perilaku, seseorang, atau situasi tertentu. Di bawah ini terdapat berbagai ragam sindiran dalam majas beserta contohnya.

– Ironi

Majas ironi digunakan untuk mengejek atau mengungkapkan sesuatu yang bertentangan dengan harapan atau keinginan. Pernyataan yang dibuat kelihatannya sesuai, tetapi sebenarnya bertolak belakang dengan maksudnya.

Contoh:

  • Panas sekali hari ini, pas banget untuk memakai mantel tebal.
  • Santunnya bicaranya, seperti badai yang menghancurkan segalanya.
  • Pagi ini sungguh cerah, sangat cocok untuk tidur sepanjang hari.

– Sinisme

Majas sinisme, berbeda dengan ironi, menyindir secara langsung tanpa perlu memperhalus, namun tidak selalu terlihat kasar.

Contoh baru:

  • Tidak pernah mau berbagi, itu memang jadi ciri khasnya.
  • Kata ‘keberuntungan’ seringkali hanya alasan mereka yang gagal.
  • Semua bicara tentang persatuan, tapi tindakan mereka mengatakan sebaliknya.

– Sarkasme

Majas sarkasme mengungkapkan sindiran secara langsung dengan bahasa pedas, seringkali bertentangan dengan maksud sebenarnya dan digunakan untuk menyampaikan kritik atau humor.

Contoh

  • Wow, terima kasih atas bantuannya yang sangat berharga. Tanpanya, pasti saya takkan bisa menyelesaikan ini.
  • Betul sekali, ini tentu saja adalah masalah yang begitu penting yang belum pernah kita pikirkan.
  • Benar-benar cara paling efektif untuk mengatasi masalah. Sungguh brilian!

4. Majas Penegasan

– Pleonasme

Majas pleonasme menggunakan kata-kata yang memiliki makna yang sama, baik untuk memberikan penegasan maupun untuk mengejek atau mengolok-olok sesuatu yang sudah jelas.

Contoh

  • Terus meneruslah mencari akan yang hilang.
  • Dia mengatakan bahwa ia tidak suka dengan hal itu, sungguh ironis.
  • Dia selalu melakukan aksi berulang-ulang.

– Repetisi

Majas repetisi memanfaatkan pengulangan kata, frasa, atau kalimat untuk memberikan penekanan, meningkatkan ritme, atau memperkuat pesan atau perasaan.

Contoh:

Dia adalah sahabat, penghibur, dan juga penyelamat.

Berjalanlah dengan tepat, tepat waktu, dan selalu tepat.

Kesendirian adalah bagian dari hidup, terus-menerus menghampiri.

– Retorika

Majas retorika menggunakan kalimat tanya yang tidak membutuhkan jawaban untuk memberikan penegasan. Majas ini biasanya ada di dalam dialog novel-novel.

Contoh:

  • “Siapa yang tak tergoda dengan kelezatan makanan ringan?”
  • “Bagaimana kita bisa menaruh harapan pada mereka yang tidak mau berubah?”
  • “Apakah kita bisa menemukan kebenaran di antara semua itu?”

– Aliterasi

Majas aliterasi menggunakan pengulangan suara atau konsonan dalam kata atau kalimat yang berdekatan untuk menciptakan efek tertentu. Sehingga hasil kalimat dari majas ini terdengar indah dan selaras.

Contoh:

  • Sang surya sudah setengah terbenam di langit yang senja.
  • Bunga-bunga bermekaran di bawah sinar mentari.
  • Suara suling menghentak di sepanjang jalan.

– Metonimia

Majas metonimia menggunakan kata atau frasa untuk mewakili suatu hal yang lain secara implisit.

Contoh baru:

  • “Dengarlah kata-kata dari mulutku” (mulut sebagai representasi dari ucapan seseorang).
  • “Kota itu bersorak gembira” (kota sebagai representasi dari penduduknya).
  • “Raja sedang menata strategi” (Raja sebagai representasi dari pemerintah).

– Simbolik

Majas simbolik menggunakan simbol atau lambang untuk mewakili suatu konsep, perasaan, atau ide. Sobat Miku juga bisa menggunakan majas ini untuk memberi makna indah dalam setiap percakapanmu.

Contoh:

  • Api unggun adalah simbol dari kehangatan dan persahabatan.
  • Bunga Sakura melambangkan keindahan yang lembut namun singkat.
  • Air mengalir merupakan simbol dari kesinambungan dan keabadian.

– Paralelisme

Majas paralelisme memanfaatkan pengulangan kata atau kalimat dalam sebuah struktur yang serupa. Majas ini biasanya terletak pada awal dan akhir kalimat.

Contoh

  • Cinta itu sabar, lemah lembut, penuh pengertian, tidak pernah serakah.
  • Kasih itu penyabar, tak pernah marah, selalu mengerti, dan tidak egois.
  • Ibuku adalah perempuan paling hebat, penuh kasih sayang, dan yang paling sempurna.

Baca juga: Ingin Kuliah di Kampus Keagamaan Islam? Ini 4 UIN dengan Akreditasi Unggul dari BAN-PT!

Nah itu tadi penjelasan lengkap mengenai apa itu majas dan jenis-jenisnya. Bisa banget loh majas-majas ini kamu implementasikan ke tulisan kamu. Oh ya bagi Sobat Miku yang ingin membaca materi sekolah dan informasi jurusan jangan lupa kunjungi maukuliah.id ya!

 

Sumber gambar: Pixabay

Tags tidak ada

Komentar Anda