Kisah Sukses Perjuangan Masuk Perguruan Tinggi

 

Seprila Mayang

 

12 January 2021

Bisa Ditiru, Bersiap Sedari Kelas 10 Akhirnya Sukses Lolos SNMPTN

Siswa SMA mana sih yang gak kepincut masuk PTN? Apalagi kalau masuk lewat jalur Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Udah masuknya gak ribet, gak pake bayar, dan gak usah pake tes. Eits, ternyata anggapan itu salah sobat! 

Agar bisa lolos SNMPTN ternyata kamu juga harus siap-siap lama jauh-jauh hari. Seperti halnya yang dilakukan oleh Doni Yudi Prabowo. Mahasiswa jurusan Teknik Elektro angkatan 2019 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS Surabaya) ini sudah menyiapkannya jauh-jauh hari. 

Mahasiswa yang akrab disapa Doni ini masuk jurusan Teknik Elektro ITS melalui jalur SNMPTN. Tapi persiapan yang dilakukan tidak semudah itu saja lho. Ia sudah mulai melakukan persiapan SNMPTN sejak awal menduduki bangku putih abu-abu. 

“Sejak kelas 10 saya sudah mulai belajar rutin setiap hari. Tujuannya sih agar nilai saya dapatkan bisa terus naik. Jadi nanti ketika kelas 12 saya bisa leluasa untuk ikut SNMPTN,” kata Doni saat diinterview virtual (07/01/2021). 

Halang rintang selama duduk di bangku SMA

Saat berada di kelas 10 SMA, Doni merasa tidak kesusahan sama sekali  saat mengikuti kegiatan belajar. Semua berjalan dengan lancar. 

Selama duduk di bangku SMA, Doni bukanlah seorang siswa yang hanya duduk berpangku tangan saja. Ia sangat aktif mengikuti kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Jadi selain belajar di kelas, Doni juga mengikuti serangkaian kegiatan OSIS kala itu. Dari sinilah Doni harus pintar-pintar mengatur waktu antara belajar dan berorganisasi. 

“Waktu kelas 10 sih saya merasa ringan saja saat belajar tanpa beban. Namun, sejak mengikuti kegiatan organisasi, saya harus pintar-pintar mengatur waktu. Jadi waktu belajar dan organisasi bisa seimbang,” ujar Doni. 

Meskipun beban belajarnya harus terbagi, namun Doni tetap bisa membuktikan bahwa dirinya mampu dan layak untuk tetap mendapatkan nilai yang memuaskan. Ini semata-mata Ia lakukan agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal. 

Doni masih tetap rajin meskipun harus terpecah pikirannya dengan kegiatan lain. Ia mengungkapkan bahwa saat duduk di kelas 12, Ia bersikeras untuk belajar agar nilainya bisa naik lagi. 

“Sempat was-was waktu takut kalau nilai turun, jadi ya berusaha rutin dengan belajar  dan berdoa saja. Sehingga waktu kelas 12 semester ganjil nilai saya bisa lebih baik lagi,” tutur pemuda kelahiran 2000 ini. 

Tantangan terbesar saat menuju pendaftaran SNMPTN

Seperti yang dialaminya, Doni mengalami konflik batin dengan dirinya sendiri. Ia sempat ragu saat memilih jurusan ini. Apakah sudah sesuai dengan apa yang Ia inginkan. Belum lagi muncul keinginannya untuk masuk di sekolah ikatan dinas. 

“Saat mengikuti seleksi SNMPTN ini konflik terbesar terletak pada diri sendiri. Saya awalnya bingung, apakah saya yakin mau ambil jurusan ini. Apakah bisa untuk berhasil dan lolos dalam SNMPTN ini?,” ungkapnya. 

Seiring berjalannya waktu, semua pikiran itu sirna. Berkat saran dan diskusi yang diberikan oleh rekan dan guru sekolahnya, Ia akhirnya mantap memilih jurusan ini. 

“Ragu itu pasti, namun kita harus pintar-pintar menghadapinya. Jadi sebelum memilih kamu harus yakin dengan pilihanmu itu. Kalau sampai salah pilih, gak cuma kamu aja yang rugi, tapi juga pihak sekolah (jika kamu lolos SNMPTN),” tuturnya. 

Tepat memilih jurusan ala Doni

Memilih jurusan SNMPTN itu tricky sekali. Setiap calon mahasiswa harus bisa menentukan jurusan yang tepat agar bisa lolos SNMPTN. 

Menurut Doni, ada 3 tips yang harus diperhatikan jika ingin lolos SNMPTN. Yang pertama, kamu harus bisa menentukan bahwa nilai kamu masuk 50% kuota SNMPTN di sekolahmu, kedua kamu wajib mengetahui dan mengukur kemampuanmu, ketiga lihat track record alumni sekolahmu yang masuk di jurusan yang kamu incar. 

“Kalau mau lolos SNMPTN kita gak bisa egois, kita harus cermat dalam memilih. Yang terpenting kamu harus masuk 50% kuota SNMPTN di sekolah dulu. Nah setelah itu, kamu harus bisa mengukur kemampuanmu jika masuk di jurusan yang kamu incar tersebut. Yang terakhir, kamu wajib untuk melihat track record alumni di jurusan yang kamu incar,” ungkap Doni. 

Oh iya, Doni juga mengungkapkan jika kamu masuk dan memilih di jurusan jangan sampai kamu gak bisa survive kalau udah masuk. Saat lolos SNMPTN, kamu gak semudah itu untuk melepaskannya. Ini bersinggungan langsung dengan kredibilitas sekolah kamu. Jadi jangan sampai main-main saat memilih ya!

Doni sendiri memilih jurusan Teknik Elektro karena dia sangat suka dengan pelajaran eksakta. Terutama matematika dan fisika. Sebelum memilih jurusan ini, Ia melakukan survei terlebih dahulu dengan jurusan ini. Sehingga saat masuk Doni sudah mengetahui seluk beluknya. 

“Saya survei dulu, cocok gak sih jurusan Teknik Elektro buat saya. Setelah mencari informasi lebih dalam dan melihat track record alumni di dalamnya, akhirnya saya memilih jurusan ini,” kata Doni. 

Yaps, itu tadi guys kisah Doni menuju SNMPTN 2019. Wah, hebat banget ya! Ia sudah melakukan persiapan sejak kelas 10 SMA. Nah, yang kayak gini bisa ditiru nih buat teman-teman SMA. Siapa sih yang gak pengin lolos SNMPTN kayak Doni? Kalau mau lolos, yuk siapkan dirimu mulai sekarang! Jangan lupa pantengin terus maukuliah.id ya! Untuk informasi perkuliahan terkini. 

***

Gagal SNMPTN Lalu Bangkit Berjuang Tembus ITS Surabaya

Setiap siswa lulusan SMA pasti merasakan euforia dari proses seleksi pendaftaran SBMPTN. Tak terkecuali Taufiqurrahman Hafiid Datau, mahasiswa Fisika semester 3  Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS Surabaya) ini juga mengalami hal serupa. 

Pemuda yang akrab disapa Taufiq itu pernah mengalami kegagalan dalam proses Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2019. Ini membuatnya banyak belajar dari pengalaman tersebut. Ia sadar, keberhasilan memang tidak bisa diraih secara instan.  Taufiq berlapang dada dengan hasil yang sudah didapat. 

Ia mengaku tidak terlalu kecewa dengan kegagalannya saat SNMPTN. Justru Ia merasa harus bangkit agar bisa lolos untuk tes selanjutnya. 

“Meskipun saya gagal, saya tidak merasa sedih atau kecewa. Ini dikarenakan saya sudah bisa memprediksi jika saya tidak lolos memang karena belum waktunya lolos,” ungkap mahasiswa asal Nganjuk ini. 

Taufiq mengungkapkan, sayangnya banyak dari siswa di luar sana yang berharap penuh dapat diterima melalui SNMPTN. Sehingga, ketika mereka tidak lolos, mereka tidak siap sama sekali untuk mengikuti tes SBMPTN. 

“Kejadian ini bisa dijadikan sebagai pembelajaran bagi kita. Berharap dan optimis boleh, namun juga harus bersiap lapang dada jika tidak sesuai ekspektasi,” ujar Taufiq. 

Bangkit dari kegagalan, belajar dari kesalahan

Setelah hasil SNMPTN keluar, Ia langsung saja mengatur strategi agar bisa lolos SBMPTN. Tak tanggung-tanggung, selama menuju waktu pelaksanaan SBMPTN Taufiq sangat rajin menyambangi perpus sekolahnya untuk belajar. 

“Saya tidak mengikuti bimbingan belajar persiapan SBMPTN seperti teman-teman lain. Malangnya, waktu itu laptop saya juga lagi rusak. Makanya, selama belajar saya menghabiskan waktu saya di perpus sekolah. Sekalian memanfaatkan komputer sekolah untuk belajar,” tuturnya saat diinterview tim SEVIMA (07/01/2021). 

Hari demi hari Ia lalui dengan penuh optimis. Beberapa materi selalu Ia ulangi setiap harinya, agar bisa lulus SBMPTN. Tak tanggung-tanggung, Ia mengerjakan 50 soal perhari dalam persiapan ini.

“50 soal sudah menjadi makanan saya sehari-hari. 50 soal tersebut terdiri dari soal Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, dan soal kemampuan bahasa,” imbuhnya. 

Karena terlalu memforsir tenaga dan pikiran untuk belajar, akhirnya Taufiq tumbang. Ia sakit dan harus istirahat satu bulan sebelum SBMPTN. 

“Waktu itu saya tidak memperkirakan jam istirahat, makanya saya sakit sebulan sebelum tes SBMPTN. Syukurlah, saya akhirnya sembuh dan baik-baik saja saat mengikuti tes tersebut. Ini bisa dijadikan pelajaran buat teman-teman agar memperhatikan kesehatan juga meskipun harus belajar terus,” kata Taufiq.  

Tak disangka, meskipun harus mengalami pasang surut saat menuju SBMPTN akhirnya membuahkan hasil. Ketekunannya dalam belajar mengantarkannya lolos SBMPTN 2019 jurusan Fisika ITS Surabaya. 

Jurus tepat memilih jurusan ala Taufiq

Saat itu, Taufiq mengungkapkan bahwa dirinya sempat ragu tidak diterima lagi. Namun Ia mencoba untuk realistis dan optimis agar tetap tenang. 

“Saya benar-benar merasa cemas dan was-was, takut kalau gak lolos lagi. Tapi ya sudah, saya berserah saja yang penting saya belajar dan berdoa,” tutur Taufiq. 

Menurut Taufiq, ada tiga hal yang harus diperhatikan ketika ingin lulus SBMPTN, yaitu bekerja keras, realistis pada pilihan, dan sesuaikan dengan kemampuan. Bekerja keras dimaksudkan agar calon mahasiswa belajar tekun sepenuh hati sebelum mengikuti SBMPTN. Sementara itu, mereka juga harus realistis dengan jurusan yang ingin diambil. Jangan sampai tidak mawas diri dengan kemampuan yang dimiliki. 

Saat memilih jurusan, memang Taufiq sudah menginginkan masuk jurusan Fisika. Kecintaannya terhadap matematika dan fisika membuatnya terpikat dengan jurusan di bidang sains tersebut. 

“Saya memang sudah lama suka sama matematika dan fisika. Jadi ya akhirnya saya ambil jurusan ini,” ungkap Taufiq.

Dulunya, Taufiq sangat berambisi agar bisa masuk Institut Teknologi Bandung (ITB). Namun, saat itu Ia mawas diri bahwa kemampuan nilainya tidak cukup untuk masuk di kampus tersebut. Akhirnya Ia memutuskan untuk memilih jurusan Fisika ITS. 

“Dari dulu saya ambisi banget masuk ITS. Tapi setelah nilai SBMPTN keluar, saya tanya ke teman-teman yang mau ambil ITB. Kok nilai mereka lebih tinggi dari saya. Makanya saya putuskan untuk ambil jurusan Fisika ITS saja,” terang Taufiq. 

Untuk itu, Taufiq berpesan kepada teman-teman pejuang SBMPTN agar tetap pintar-pintar memilih jurusan. Selain itu, kamu juga wajib latihan soal dan ikut try out. Jika kamu gak bisa menyelesaikan soal tersebut, jangan diam saja. Kamu wajib untuk sharing dan open discussion dengan temanmu. Oh iya, yang terpenting jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan selama persiapan SBMPTN. 

“Disamping belajar, calon pejuang SBMPTN juga harus pintar-pintar dalam memilih jurusan. Pilih jurusan sesuai dengan kemampuan dan kemauan. Tidak hanya itu, meskipun sedang berjuang untuk persiapan SBMPTN, tapi jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan,” tutupnya. 

Nah, itu tadi guys cerita inspiratif dari Taufiq saat mengikuti persiapan SBMPTN. Buat kamu yang gagal SBMPTN jangan berkecil hati ya. Cerita Taufiq tadi bisa kamu jadikan acuan agar bisa maju dan lolos dalam SBMPTN yang akan kamu tempuh. So, good luck fellas!